utang, penerimaan, dan ketidakpastian
May 9, 2025
Full time lecturer at Politeknik APP Jakarta, Universitas Indonesia, and Researcher at Center for Indonesian Policy Studies.
Master in Economics at UI/VU, PhD in economics at ANU.
Focues on trade and industrial policy in Indonesia.
Ocassionally writes a blog and rants at X. Hit me @iMedkrisna.
Penerimaan yang stagnan.
problem with middle class
high informality
Risiko nilai tukar dan suku bunga akibat ketidakpastian global.
Variabel | 2022 | 2023 | 2024 | 2025 |
---|---|---|---|---|
Suku bunga | 6,9% | 7,1% | 6,7% | 6,5% |
Nilai tukar | 14,500 | 14,900 | 15,000 | 16,100 |
Inflasi | 5,51% | 3,52% | 2,8% | 2,5% |
Pertumbuhan PDB | 5,31% | 5,2% | 5,2% | 5,2% |
Tahun 2025, sekitar 775,9 Triliun rupiah adalah pembayaran bunga utang, atau sekitar 21,47% dari total belanja negara.
Di tahun yang sama, utang baru yang diterbitkan adalah 616,2 Triliun rupiah, atau sekitar 16,8% dari total belanja negara.
Artinya, penerbitan utang baru hanya untuk menutupi bunga utang yang jatuh tempo. Tidak ada ekspansi belanja.
Di sisi lain, penerimaan perpajakan juga masih stagnan.
Dengan PDB nominal di 2024 sebesar 22.139 Triliun rupiah, berarti:
Rasio Pph \(\approx\) 5.14%
Rasio PPN+PPn BM \(\approx\) 3.7%
Kedua angka ini jauh di bawah rate pajak yang berlaku. Artinya, bisa jadi Indonesia:
Punya peraturan pajak yang terlalu bebas
Low compliance rate.
Menurut Bank Dunia, compliance rate untuk sumber-sumber pajak utama hanya sekitar 50-60%
Compliance rate untuk UMKM hanya sekitar 15%. Padahal, UMKM menyumbang 89% total pekerja, 58% investasi domestik.
Hanya sekitar 6% total UMKM yang punya izin usaha. UMKM sangat informal, kecil-kecil, dan tidak terdaftar. Mendatangi UMKM sangat tidak efisien bagi pegawai pajak.
Typically highly educated, entrepreneurial, able to tolerate a degree of risk.
Net-saver, helps with capital deepening, lower rate required
Large consumption and are willing to spend more for quality products.
Net tax payer, pays around 50.7% of tax revenue. (84% including aspiring middle class).
class | Definition |
---|---|
Poor/miskin | Below poverty line |
Vulnerable/rentan | < 1.5x pl |
Aspiring middle class/calon kelas menengah | <3.5x poverty line |
Middle class/kelas menengah | <17x pl |
Upper class/kelas atas | >17x pl |
Poverty line (Garis Kemiskinan, GK) measures how much money a person needs in a month to meet basic needs.
The number varies by province.
national average for cities is around 616k IDR, 567k IDR for rural areas.
class | Definition |
---|---|
Poor/miskin | <846k |
Vulnerable/rentan | <1,267.5k |
Aspiring middle class/calon kelas menengah | <2,957.5k |
Middle class/kelas menengah | <14,365k |
Upper class/kelas atas | >14,365k |
Jakarta’s UMR is 5,067,381 IDR, which already give you a “comfortable” middle class living standard if you are single.
Pada 2 April 2025, Amerika Serikat mengumumkan “tarif resiprokal” yang didesain untuk mengurangi defisit perdagangan dengan negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS.
Pemerintah bereaksi cukup cepat terhadap pengumuman itu, dan menawarkan akan dilakukan banyak perubahan peraturan untuk mengakomodasi keinginan tertulis AS.
Negara | Tariff (%) | Negara | Tariff (%) |
---|---|---|---|
Kamboja | 49 | Indonesia | 32 |
Laos | 48 | Malaysia | 24 |
Vietnam | 46 | Brunei | 24 |
Myanmar | 45 | Philippines | 17 |
Thailand | 37 | Singapore | 10 |
Simulasi tarif dilakukan dengan menggunakan model GTAP, sebuah model General Equilibrium ekonomi.
Shock dilakukan terhadap tarif yang dikenakan oleh AS terhadap semua negara target.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diramalkan akan sedikit terkoreksi, sejalan dengan ramalan berbagai lembaga lain.
terms of trade diramalkan berkurang, yang mana akan terefleksi dari nilai tukar yang melemah.
penerimaan negara berpotensi terkoreksi sekitar 1,2% dari rencana awal. Artinya, bisa jadi harus dilakukan tambahan utang baru.
Biasanya, pasar finansial AS akan bergairah ketika muncul ketidakpastian:
Masalahnya, saat ini AS-lah sumber ketidakpastian itu sendiri. Beberapa hari lampau, kapital mulai pergi dan negara pemegang aset AS seperti China mulai mendiversifikasi asetnya.
Artinya, ada peluang untuk kapital masuk ke INdonesia. Mungkinkah yield SBN turun?
Di tengah ketidakpastian ini, asumsi makro APBN 2025 bisa jadi terlanggar. Potensi asumsi yang lebih kuat diperlukan di 2026.
APBN yang digunakan untuk menyicil hutang mulai tinggi (riil yang dispending jadi berkurang)
Masalahnya penerimaan pajak sedang stagnan, dan belum tampak tanda-tanda membaik.
Peluang spending tinggi lewat utang bisa ada seandainya kapital yang sedang mencari tempat aman baru bisa diyakinkan untuk datang ke Indonesia.